MAKALAH
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
“MASYARAKAT
DAN KEBUDAYAAN”
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
kelompok 9
Nama : Nim
:
2.
JHONAS SITUMORANG 6111511017(PJS
A)
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011/2012
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah sosiologi pendidikan tentang
masyarakat dan kebudayaan ini. kami menyadari bahwa dalam
penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari
segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala
kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah
sosiologi pendidikan ini lebih lanjut, akan kami terima
dengan senang hati. Tidak lupa kami menguucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya,
tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini kami telah mencurahkan
kemampuan, namun kami sangat menyadari bahwa hasil
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan
referensi maupun kemampuan kami. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran serta kritik yang membangun
dari berbagai pihak. semoga makalah ini dapat memenuhi proses perkuliahan “SOSIOLOGI
PENDIDIKAN” dan apabila kejanggalan-kejanggalan dalam penyusunan ini. kami
mohon maaf dan sekali lagi kami mengucapkan terimakasih
Medan, september 2012
Kelompok
9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………
A. LATAR
BELAKANG……………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………
A. PENGERTIAN
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT………………
1.
Masyarakat..............................................................................................
2.
Kebudayaan .......................................................................................................
B. BENTUK-BENTUK KEBUDAYAAN...................................................... ...........
1.
Kebudayaan materi.................................................................................... ..........
2. Kebudayaan non materi............................................................................. ........
C. KOMPONEN-KOMPONEN STRUKTUR DARI KEBUDAYAAN........ ...........
1. Elemen-elemen kebudayaan (Culture traits).............................................. ...........
2. Kompleks kebudayaan............................................................................... ..........
3. Pola kebudayaan........................................................................................ ........
D. TIPE-TIPE PASTISPASI
KEBUDAYAAN............................................... ..........
1).partisipasi
menyeluruh(universal) ......................................................
2). Partisipasi pilihan
(alternaatives)........................................................
3). Partisipasi
kekhususan (specilaity).....................................................
E RELATIVISME KEBUDAYAAN
............................................................
(1) Fanatisme suku atau
bangsa (ethnosentrisme)....................................
(2) Goncangan kebudayaan
(culture shock)............................................
(3) Konflik kebudayaan
(culture conflict)...............................................
F. BAB III KESIMPULAN
DAN SARAN....................................................
A.
Kesimpulan.........................................................................................
B.
Saran...................................................................................................
G. DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan dan masyarakat
memiliki keterkaitan . kebudayaan sebagai tonggak
pencapaian kesempurnaan tata nilai kehidupan yang merupakan
prodok yang dibuat masyarakat itu sendiri. Hal ini berarti semua kebudayaan duduk sama rendah,
berdiri sama tinggi, dan yang ada hanyalah pusat-pusat kebudayaan tanpa
periferi karena merupakan produk asli dari masyrakat itu sendiri. Sebuah kebudayaan yang sebelumnya
dianggap pinggiran akan bisa sama kuat pengaruhnya terhadap masyarakat yang sebelumnya dianggap pusat
dalam kehidupan manusia.
Wajah kebudayaan dan masyarakat yang sebelumnya dipahami sebagai
proses linier yang selalu bergerak ke depan dengan berbagai penyempurnaannya
juga mengalami perubahan. Kebudayaan dan masyarakat tersebut tak lagi sekadar bergerak
maju tetapi juga ke samping kiri, dan kanan memadukan diri dengan kebudayaan dan masyarakat
yang lain.
Masyarakat
cenderung mengadaptasi berbagai kebudayaan, mengambil sedikit dari berbagai
keragaman budaya yang ada, yang dirasa cocok buat individu atau
kelompok, tanpa harus mengalami kesulitan
untuk bertahan dalam hidup berbudaya.
Sebagai homo faber, manusia mencipta dan bekerja,
untuk memperoleh kepuasan atau self fulfillment. Dalam kaca mata agama
dan unsur untuk beribadah, suatu orientasi kepada kepuasan batin dan menuju ke
arah sesuatu yang transendental. Di sinilah yang disebut etos bangsa itu
muncul.
Etos intelektual inilah yang
mendorong masyarakat untuk terus berkarya dan terus menciptakan hal-hal baru
guna meningkatkan kemakmuran hidupnya, sehingga masyarakat tersebut menjadi
masyarakat yang memiliki budaya tinggi
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
1.
Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah
sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa
Arab,musyarak . Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Yakni ia adalah sebuahkomunitasyang interdependen (saling
tergantung satu sama lain).Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Kemudian menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat
dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan,
serta sistem/aturan yang sama
2.
Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia. Adapun menurut Pak Parsudi dalam bukunya“Hubungan Antar Sukubangsa ”
mendefinisikan “Kebudayaan sebagaikeseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yangdigunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan
lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya.Dengan
demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk,
rencana-rencana, dan strategi-strategi yangterdiri atas serangkaian model-model
kognitif yang dipunyai oleh manusia,dan digunakannya secara selektif dalam
menghadapi lingkungannya sebagaimana
terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya”.
B. BENTUK-BENTUK KEBUDAYAAN
1. Kebudayaan materi
Kebudayaan
materi merupakan Bagian materi dari
suatu kebudayaan yang meliputi segala sesuatu yang diciptakan dan digunakan
oleh manusia dan mempunyai bentuk yang dapat dilihat dan diraba yang memiliki
nilai lisan.
Contoh : Rumah, pakaian,
mobil, kapal, gedung, dan peesawat televisi
-
Artefak (karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Dalam
kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak)
manusia.
2. kebudayaan non materi
Kebudayaan non materi
merupakan kebudayaan yang merangkum semua buah karya manusia yang ia gunakan
untuk menjelaskan serta dijadikan pedoman bagi tindakan-tindakannya, dan itu
hanya ditemukan di dalam pikirannya orang-orang. Dikenal ada kategori dari
kebudayaan non materi :
a. Norma-norma,
norma-norma
didefenisikan sebagai standart-stnadart tingkah laku yang terdapat di dalam
semua masyarakat,seperti misalnya bagaimana sarannya berpakaian pada peristiwa
tertentu.
Macam-macam
norma yang ada di masyarakat antara lain:
1. Norma agama adalah suatu norma yang berdasarkan keyakinan seseorang, norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan manusia taat kepada ajaran agamanya dan bila melanggar sanksinya dirasakan di dunia ataupun di akhirat.
Misalnya,
norma/akidah yang ada dalam agama Islam tentang Rukun Islam dan Rukun Iman yang
harus benar-benar ditaati oleh pemeluknya.
Misalnya
:
a.
Melaksanakan Shalat adalah Rukun Islam pertama bagi umat Islam
b.
Kepercayaan umat Hindu tentang adanya reinkarnasi yaitu adanya kelahiran
kembali setelah meninggal sesuai dengan karmanya sewaktu hidup di dunia.
2. Norma kesusilaan berdasarkan pada hati nurani manusia/ahklak manusia bersifat universal, hanya sanksi norma kesusilaan bersifat relatif sesuai situasi dan kondisi masyarakatnya termasuk agama yang dianut oleh masyarakat sangat menentukan.
Misalnya,
pengutukan terhadap penghianatan, perselingkuhan suami-istri dan sebagainya.
3. Norma kesopanan adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di masyarakat seperti cara berpakaian, pola pergaulan, dan sebagainya. Norma ini sifatnya relatif dan antara daerah satu dengan daerah lain berbeda.
Contoh:
a.
Apabila pergi ke suatu pesta harus berpakaian pantas
b.
Memberikan sesuatu menggunkaan tangan kanan, dan sebagainya.
4. Norma kebiasaan (habit) merupakan hasil proses dari perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam bentuk sama sehingga menjadi pola. Jadi apabila orang di dalam masyarakat melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan anggota masyarakatnya dianggap aneh/berperilaku menyimpang.
Misalnya:
a.
Kebiasaan mengadakan selamatan untuk bayi yang baru lahir
b.
Pulang kampung (mudik) di hari lebaran, dan lain-lain.
C. KOMPONEN-KOMPONEN STRUKTUR DARI KEBUDAYAAN
1. Elemen-elemen kebudayaan (Culture traits)
Unit terkecil dari kebudayan
yang dapat didenifisir(kenali) disebut istilah elemen kebudayaan.
Misalnya
sebatang pensil dapat dikatakan sebagai sebuah benda kebudayaan karena pencil
merupakan suatu produk materi dari tingkah laku yang dipelajari. Memperdebatkan
apakah tidak, misalnya kayu, grafit pada pencil, cat warna dari pensil itu, dan
karet penghapus di ujung pensil, berarti masih belum memahami masalahnya. Jika
unit yang menjadi masalah itu belum menunjukkan suatu kombinasi dari materi ,
tindakan dan ide-ide yang berkaitan dengan suatu kebutuhan atau situasi
tertentu, maka unit itu memenuhi syarat untuk dikatakan saebagai sebuah elemen
kebudayaan.
2. kompleks kebudayaan
Suatu
kombinasi dari elemen-elemen yang saling berkaitan yang membentuk
persyaratan-persyaratan kebudayaan untuk situasi-situasi ataau
aktivitas-aktivitas tertentu ialah kompleks kebudayaan.
Permainan
sepakbola menunjukkan suatu kompleks kebudayaan, karena meliputi bola
sepak di tambah suatu peraturan
permainan (sebagai elemen kebudayaan) dan lian-lain.
3. pola kebudayaan
Unit-unit
yang terakhir ini disebut dengan istilah
pola-pola konfigurasi-konfigurasi kebudayaan. Kompleks-kompleks
kebudayaan juga saling berpadu untuk membentuk unit-unit yang lebih luas dari
kebudayaan.
Meneruskan
contoh tentang permainan sepak bola itu, suatu pola kebudayaan olahrag nasional
lahir bila sepak bola, bola basket, atletik, yang masing-masing adalah
kompleks-kompleks kebudayaan digabungkan menjadi satu untuk membentuk sebuah
pola olahraga.
D. TIPE-TIPE PASTISPASI KEBUDAYAAN
Menurut
linton ahli antropologi mengklasipikasikan tipe-tipe partisipasi kebudayaan
sebagai berikut :
1).partisipasi menyeluruh(universal)
Adalah trait-trait
kebudayaan yang diperlukan bagi seluruh
anggota dari suatu masyarakat. Kemenyeluruhan kebudayaan itu diperlukan untuk
eksistensi mereka di dalam suatu masyarakat suatu bangsa tertentu, dan ini
mencakup undang-undang serta adat kebiasaan yang berhubungan dengan kehidupan keluarga, persekolahan,
aktivitas-aktivitas bisnis, dan aktivitas tertentu dari pemerintahan.
Contoh :
Bagaimana semestinya menyapa seorang
sahabat, perlunya memiliki surat pernikahan, atau kewajiban belajar bagi
anak-anak dari usia tertentu.
2). Partisipasi pilihan (alternaatives)
Adalah situasi-situasi
dimana individu bisa memilih beberapa kemungkinan tindakan yang sama, atau
hampir sama baiknya di mata masyarakat yang lebih besar.
3). partisipasi kekhususan (specilaity)
Adalah
aspek-aspek unik dari kebudayan yang tidak diikuti oleh khalayak ramai secara
umum.
Contoh :
Antar lain pekerjaan kedokteran dari
para dokter, anggota dinas rahasia, guru dan sebagainya
Pada hakikatnya partisipasi ini
adalah suatu fungsi pembagian kerja dan coraknya bermacam-macam sesuai dengan
jenis kelamin, umur, pendidikan, kelas dan posisi-posisi status yang lain.
E RELATIVISME KEBUDAYAAN
Standart-standart
tingkah laku berhubungan dengan kebudayaan di mana standart-standart itu
berlaku, yaitu suatu gejala yang disebut dengan istilah relativisme kebudayaan.
Relativisme
kebudayaan menjelaskan apa sebabnya suatu perbuatan tertentu seperti misalnya
memakai pakaian tanpa penutup dada dipandang pantas di dalam kebudayaan yang
satu tetapi sebaliknya merupakan perbuatan yang seratus persen amoral dalam
kebudayaan lain.
Sifat
relatif dari kebudayaan itu memberikan suatu penjelasan mengenai tingkah laku.
Tiga dari pewujudan-perwujudan dan konsekuensi-konsekuensi tingkah laku sebagai
akibat prasyarat-prasyarat yang ditentukan oleh kebudayaab itu ialah :
(1) fanatisme suku atau bangsa
(ethnosentrisme)
(2) goncangan kebudayaan (culture
shock), dan
(3) Konflik kebudayaan (culture
conflict)
1) fanatisme suku atau bangsa (ethnosentrisme)
Ethnosentrisme mempunyai keuntungan tertentu
bagi kestabilan dan keutuhan kebudayaan. Sifat-sifat kepribadian seperti
misalnya patriotism, kesetian kepada bangsa dan propinsinalisme erat
hubungannya dengan Ethnosentrisme ini dan ada kalanya disebut dengan istilah
fungsi-fungsi ehtnosentrisme.
(2) goncangan kebudayaan (culture shock)
Menurut Oberg ada 4
tahap yang membentuk siklus cultural shock :
1. Tahap inkubasi (tahap
bulan madu,) ialah tanpa waktu orang merasakannya sebagai suatu pengalaman baru
yang menarik tahap ini menjelaskan besar kemungkinan bahwa orang itu akan hidup
lebih baik di banding hidupnya yang lama (yang tidak ada di rumahnya dahulu)
2. Tahap kritis ialah
suatu perasaan dendam tahap ini menunjukan bahwa segala Sesuatu tidak beres,
misalnya kesulitan bahasa menimbulkan kesulitan terhadap pembantu rumah tangga,
kesulitan di sekolah, dan segala macam kesulitan yang lain.
Pada masa inilah cultur shock itu menjadi brsifat agresif dan bersekutu
bersama orang-orang sebangsanya untuk mencemoohkan segala susuatu yang gak
buruk di Negara yang didatangi.
(3) Konflik kebudayaan (culture conflict)
Konflik di pandang
sebagai unsur normatif dari organisasi social. Ini merupakan suatu aspek
kebudayaan yg begitu penting sehingga konflik kebudayaan tersebut perlu
ditekankan sebagai sebuah konsep isimewa. Di amerika serikat terdapat banyak
orang menimbulkan konflik kebudayaan di dalam pandangan mereka terhadap hal-hal
seperti misalnya pembatasan kelahiran, pembacaan kitab injil di
sekolah-sekolah, dan hubungan antar ras. Konflik orang tua dan anak-anaknya yang
berumur belasan tahun, sedikt banyak digolongkan kedalam konflik kebudayaan dan
masalah-masalah yang dhadapi oleh para imigran.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada saat masyarakat berinteraksi
satu sama lain, disitulah terjadi budaya atau menciptakan budaya baru(posisi
waktu tertentu).Setiap daerah memiliki norma dan nilai yang berbeda, dan
tingkah laku setiap daerah berbeda-beda. Misalnya dalam menyampaikan salam ada
yang berjabat tangan ada juga dengan memberikan ciuman(budaya barat tertentu)
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai masyarakat harus memahami
norma-norma dan nilai-nilai yang terkandung dalam lingkungan sekitar kita dan
memahaminya agar tidak ada kesalah pahaman antar masyarakat dilingkungan yang
kita tempati, dan agar tidak terjadi dampak-dampak
negative dalam kehidupan kita sebagai masyarakat yang berbudaya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi abu.2004.sosiologi pendidikan.jakarta:rineka
cipta