Jumat, 30 November 2012

gizi altet pencat silat


GIZI ATLET PENCAK SILAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Betapa pentingnya menjaga nutrisi yang dibutuhkan tubuh pada saat latihan, menjaga tubuh merupakan salah satu dasar yang harus dipunyai oleh siswa atau atlet untuk mencapi prestasi, akan tetapi betapa sulitnya untuk membiasakan sikap disiplin untuk menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar, jika kita tidak memperhatikan sejak awal kondisi nutrisi yang harus dibutuhkan oleh atlet. ( no name )
Tujuan pengaturan gizi selama periode pembinaan prestasi atlet adalah penyediaan makanan yang memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi makro dan mikro sesuai dengan ukuran tubuh, aktivitas, program latihan dari tiap jenis olahraga, khususnya dalam hal ini adalah atlet pencak silat. Menanggulangi kasus-kasus khusus yang ditemukan selama masa pembinaan dan berkaitan dengan gizi atlet. Selama masa pembinaan dikenal beberapa tahap, yakni periode persiapan pertandingan/latihan, periode pertandingan/latihan dan periode pemulihan. ( no name )
Pengaturan gizi pada masa latihan bertujuan memperbaiki status gizi, baik akibat defisiensi zat gizi maupun kelebihan gizi; Memelihara kondisi fisik atlet agar tetap optimal selama menjalani latihan intensif; Membiasakan atlet terhadap makanan yang sehat dan seimbang untuk kesehatan dan prestasi. ( Sajoto1988: 1-2 )

1.2       Tujuan Penulisan
1.2.1    Tujuan Umum
Penulissan makalah ini untuk mengetahui gizi pada atlet pencak silat, serta memahami kebutuhan atlet pencak silat baik pada masa latihan ( training), masa pertandingan dan pemulihan gizi atlet setelah pertandingan.

1.2.2    Tujuan khusus
Secara Khusus Penulisan makalah ini bertujuan :
1.      Untuk memberikan gambaran kepada atlet tentang bagaiman kebutuhan nutrisi atau gizi yang baik dan benar.
2.      Untuk memberikan pengetahuan cara-cara memenuhi kebutuhan gizi pada atlet.
3.      Untuk mengetahui pengaruh kebutuhan gizi dengan prestasi atlet.

1.3       Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca dan penulis
2.      Pembaca Dapat mengetahui Gizi yang diperlukan oleh Atlet
3.      Pembaca Mengetahui Asupan gizi Yang diperlukan oleh Atlet silat dalam masa latihan, pertandingan, dan pasca pertandingan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Pencak Silat
Pencak silat sebagai seni bela diri bangsa Indonesia, merupakan kata majemuk sebagai hasil seminar pencak silat tahun 1973 di Tugu Bogor, sedangkan definisi pencak silat, selengkapnya dibuat oleh pengurus besar IPSI sebagai berikut: Pencak silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela atau mempertahankan eksistensi (kemandirian) Integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup atau alam sekitar untuk mencapai keselarasan hidup guna peningkatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (M.Atok Iskandar dkk, 1992:11)

2.2       Istilah Dalam Pencak Silat
2.2.1    Sikap Dan Gerak
Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.

2.2.2    Langkah
Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya langkah tiga dan langkah empat.

2.2.3    Teknik Dan Buah
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.

2.2.4    Jurus
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.

2.3       Peraturan Pertandingan Pencak Silat
Pertandingan Pencak Silat Ikatan Pencak Silat Indonesia dilakukan berdasarkan rasa persaudaraan dan jiwa kesatria dengan menggunakan unsur-unsur beladiri, seni dan olahraga Pencak Silat dan menjunjung tinggi PRASETYA PESILAT INDONESIA.
Pertandingan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kategori yang diatur dalam peraturan pertandingan dan dipimpin oleh pelaksana teknis pertandingan yang sah. Kategori pertandingan Pencak Silat terdiri dari :
I.    Kategori TANDING
II.   Kategori TUNGGAL
III.       Kategori GANDA
IV. Kategori REGU

2.3.1    Kategori Tanding
Kategori pertandingan Pencak Silat yang menampilkan 2 (dua) orang Pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis / mengelak / mengena / menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan; menggunakan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus, mendapatkan nilai terbanyak.

2.3.2    Katagori Tunggal
Kategori pertandingan Pencak Silat yang menamplkan seorang Pesilat memperagakan kemahirannya dalam Jurus Tunggal Baku secara benar, tepat dan mantap, penuh penjiwaan, dengan tangan kosong dan berenjata serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori ini.

2.3.3    Katagori Ganda
Kategori pertandingan Pencak Silat yang menampilkan 2 (dua) orang Pesilat dari kubu yang sama, memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus serang bela Pencak Silat yang dimiliki. Gerakan serang bela ditampilkan secara terencana, efektif, estetis, mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seri yang teratur, baik bertenaga dan cepat maupun dalam gerakan lambat penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan dilanjutkan dengan bersenjata, serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori ini.

2.3.4    Katagori Regu
Kategori pertandingan Pencak Silat yang menampilkan 3 (tiga) orang Pesilat dari kubu yang sama mempergerakkan kemahirannya dalam Jurus Regu Baku secara benar, tepat, mantap, penuh penjiwaan dan kompak dengan tangan kosong serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori ini.




2.4       Pencak Silat Di Dunia
Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olah raga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olah raga internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional.
Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.
Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2002 mengambil tempat di Penang, Malaysia pada Desember 2002.

2.5       Organisasi Pencak Silat
·         PERSILAT- Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa
·         IPSI - Ikatan Pencak Silat Indonesia
·         PESAKA Malaysia - Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia
·         PERSISI - Persekutuan Silat Singapore
·         EPSF - European Pencak Silat Federation
Sampai saat ini Anggota Organisasi Pencak Silat yang sudah terdaftar/tercatat di PERSILAT sebanyak 33 organisasi di seluruh dunia.

2.6       Pengertian Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. ( Mary E. Beck 200: 1 )

2.7       Istilah – Istilah Gizi
2.7.1    Keadaan Gizi
Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tertentu, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi seluler tubuh.
2.7.2    Status Gizi
Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutruien.
2.7.3    Makanan
Makanan adalah bahan yang kalau dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit satu macam nutrient.

2.8       Gizi Olahraga
2.8.1    Pengertian Gizi Olahraga
Ilmu yang mempelajari hubungan antara pengelolaan makanan dengan kinerja fisik yang bermanfaat untuk kesehatan, kebugaran, pertumbuhan anak serta pembinaan prestasi olahraga.

2.8.2    Tujuan Ilmu Gizi Olahraga
Tujuan mempelajari ilmu gizi olahraga adalah memahami hubungan antara nutrisi, gaya hidup, dan kinerja fisik.

2.8.3    Macam – Macam Zat Gizi
-     Karbohidrat
-     Protein
-     Lemak
-     Vitamin
-     Mineral dan Air

BAB III
PEMBAHASAN
3.1       Gizi Pada Atlet
Untuk memperbaiki makanan seseorang atau atlet sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan selama latihan atau melakukan suatu aktivitas. Untuk seorang atlet membutuhkan 25-35% lemak, 15% protein , 50-60% hidrat arang dan vitamin serta mineral lainnya. Jadi untuk pembinaan kondisi fisik dibutuhkan banyak makanan yang mengandung gizi yang mengadung unsur-unsur: protein, lemak, garam-garam mineral, vitamin dan air.

3.2       Kebutuhan Energi Pada Olahraga Pencak Silat
Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting untuk mewujudkannya adalah melalui gizi seimbang yaitu energi yang dikeluarkan untuk olahraga harus seimbang atau sama dengan energi yang masuk dari makanan.
Makanan untuk seorang atlet harus mengandung zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan untuk aktifitas sehari-hari dan olahraga. Makanan harus mengandung zat  gizi penghasil energi yang jumlahnya tertentu. Selain itu makanan juga harus mampu mengganti zat gizi dalam tubuh yang berkurang akibat digunakan untuk aktifitas olahraga.
Gerakan tubuh saat melakukan olahraga dapat terjadi karena otot berkontraksi. Olahraga aerobik dan anaerobik, keduanya memerlukan asupan energi. Namun, penetapan kebutuhan energi secara tepat tidak sederhana dan sangat sulit. Perkembangan ilmu pengetahuan sekarang hanya dapat menghitung kebutuhan energi berdasarkan energi yang dikeluarkan.


3.3       Metabolisme Basal
Metabolisme  basal adalah banyaknya energi yang dipakai untuk aktifitas jaringan tubuh sewaktu istirahat jasmani dan rohani. Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital tubuh berupa metabolisme makanan, sekresi enzim, sekresi hormon, maupun berupa denyut jantung, bernafas, pemeliharaan tonus otot, dan pengaturan suhu tubuh.
Metabolisme basal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis kelamin, usia, ukuran dan komposisi tubuh, faktor pertumbuhan. Metabolisme basal juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan keadaan emosi atau stres.

3.4       Menghitung Metabolisme Basal Pada Olahraga Pencak Silat
Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita. Umur juga mempengaruhi metabolisme basal dimana umur yang lebih muda mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah dan ketegangan, misalnya saat  bertanding menghasilkan metabolisme basal 5% sampai 10% lebih besar. Hal ini terjadi karena sekresi hormon epinefrin yang meningkat, demikian pula tonus otot meningkat.

Tabel 1.     metabolisme basal pada atlet pencak silat berdasarkan umur laki - laki
Kelompok umur
( tahun )
Berat Badan
40
45
50
55
60
  3 – 10
10 -18
18 – 30
> 30
557.7
708.5
934.3
930.6
562.7
713.5
739.3
935.6
567.7
718.5
744.3
940.6
572.7
723.5
749.3
945.6
557.7
728.5
754.3
950.6


Tabel 2.     metabolisme basal pada atlet pencak silat berdasarkan umur perempuan
Kelompok umur
( tahun )
Berat Badan
40
45
50
55
60
  3 – 10
10 -18
18 – 30
> 30
561.5
801.2
550.7
877.7
566.5
803.2
555.7
882.7
571.5
808.2
560.7
887.7
576.5
813.2
565.7
892.7
581.5
818.2
570.7
897.7

3.5       Specifik Dynamic Action
Specific dynamic action adalah penggunaan energi sebagai akibat dari makanan itu sendiri. Energi tersebut digunakan untuk mengolah makanan dalam tubuh, yaitu pencernaan makanan, dan penyerapan zat gizi, serta transportasi zat gizi.
Specific dynamic action dari tiap makanan atau lebih tepatnya zat gizi berbeda-beda. Specific dynamic action untuk protein berbeda dengan karbohidrat, demikian pula untuk lemak. Akan tetapi specific dynamic action dari campuran makanan besarnya kira-kira 10% dari besarnya basal metabolisme.

Tabel 3. Penggunaan Tenaga /  hari olahraga Pencak Silat Berdasarkan umur dan kelas yang di pertandingkan
Kelompok Umur
Penggunaan tenaga / hari
40
45
50
55
60
  3 – 10
10 -18
18 – 30
> 30
1115
1417
1868,6
1861,2
1125,4
1427
1478,6
1871,2
1135,4
1437
1488,6
1881,2
1145,4
1447
1498,6
1891,2
1115,4
1457
1508,.6
1901,2




3.6       Kebutuhan Gizi Olahraga Pencak Silat
3.6.1    Protein
Protein berfungsi sebagai bahan pembangun tubuh untuk pertumbuhan, dan mengganti bagian tubuh yang rusak, membuat enzim, hormon, pigmen dan penghasil kalori. Protein mengandung unsur karbon (C) maka protein dapat pula berperan sebagai zat tenaga, zat pembakar apabila kebutuhan tubuh akan kalori tidak dapat dipenuhi oleh hidrat arang dan lemak. Apabila protein digunakan sebagai zat tenaga atau zat pembakar maka protein tidak dapat digunakan scbagai bahan pembentuk sel-sel tubuh (Asmira Sutarno, 1980: 25).
Selain itu protein juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksin lain yang datang dari luar dan masuk kedalam melleu interiur tubuh (Ahmad Djaeni Sedia Oetama, 1996:75).
Agar cukup energi yang dikonsumsi untuk latihan pembentukan otot, makanan harus mengandung 60% karbohidrat dan 15% protein dari total energi.
Tabel. 4.    Kebutuhan Protein olahraga pencak silat berdasarkan Kelas Yang di pertandingkan
Kelompok Umur
Kebutuhan protein
40
45
50
55
60
  3 – 10
10 -18
18 – 30
> 30
167.25
212.55
280.29
279,18
168.81
220.8
221.78
280.68
170.25
215.55
223.29
282.18
171.81
217.05
224.7
283.68
167,31
218,55
226.29
285.18

Protein dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat berasal dari hewani maupun nabati. protein hewani dianggap berkualitas lebih tinggi dari pada protein nabati, karena mengandung asam-asam amino yang lebih komplit. Tetapi hasil penelitian akhir-akhir ini membuktikan bahwa kualitas protein nabati dapat setinggi kulaitas protein hewani, asalkan makanan sehari-hari beraneka ragam. Dengan susunan hidangan yang beragam atau sering pula disebut sebagai menu seimbang, maka kekurangan asam amino dari bahan makanan yang satu, dapat ditutupi oleh kelebihan asam-asam amino dari bahan makanan lainnya.
Makanan yang terbaik untuk atlet harus mensuplai cukup protein tetapi tidak berlebihan untuk keperluan perkembangan dan perbaikan jaringan otot yang aus, produksi hormon, dan mengganti sel-sel darah merah yang mati dengan yang baru. Seringkali atlet mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein, sehingga mereka mendapatkan dobel dari kebutuhannya; kelebihan protein yang dikonsumsi ini disimpan dalam bentuk lemak badan.
Tabel. 5. makanan sumner protein untuk atlet.
Protein Hewani
( Protein yang berasal dari hewan )
Protein Nabati
( Protein Yang berasal dari tumbuh – tumbuhan)
Daging
ikan
ayam
telur
susu
kacang-kacangan
tempe
tahu

3.6.2    Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat makanan yang memberikan tenaga paling banyak. Zat ini juga berfungsi sebagai oksidasi atau pembakaran lemak. Karena karbohidrat maka penghancur protein sebagai tenaga berkurang, sehingga protein banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembangun.
Didalam tubuh karbohidrat merupakan sumber energi yang paling lemah, karbohidrat yang tidak dapat dicerna, memberikan volume kepada 151 usus dan rangsangan mekanis yang terjadi, melancarkan gerak peristaltik yang melancarkan aliran bubur makan (chymus) melalui saluran pencernaan serta memudahkan pembuangan tinja (De-feaksi) (Ahmad Djaeni Sedia Octama, 1996:36).
Di dalam makanan ada 3 macam karbohidrat
1.      Monosakarida : gula sederhana (glukosa), fruktosa
2.      Disakarida : sukrosa dan maltosa
3.      Polysakarida : tepung dan glikogen
Semua macam karbohidrat ini sebelum diserap akan dijadikan glukosa, semua makanan yang dari tepung atau buah - buahan yang manis mengandung karbohidrat.
Jenis karbohidrat yang dikonsumsi atlet pada setiap kali makan utamanya harus berasal dari makanan sumber karbohidrat yang bergizi, namun makanan terserbut volumenya besar (bulky) sehingga dapat mempengaruhi asupan yang adekuat atau meningkatkan frekuensi buang air besar. Penggunaan gula dan bentuk karbohidrat lain yang padat dapat menjamin konsumsi energi dan karbohidrat yang adekuat. Mengurangi jumlah serat atau pemberian makanan cair mungkin dapat dilakukan.

Tabel 6. Daftar Makanan dengan kandungan 50 g karbohidrat – rendah lemak
Nama Makanan
Berat
Roti dan serealia
-         nasi
-         roti
-         mi kering
-         Bihun
-         Ubi jalar
-         Singkong
-         Krackers
-         Muffin
-         Pancakes

-         1 gelas (125 g)
-         4 iris (90 g)
-         1,25 gelas (60 g)
-         ¾ gelas (60 g)
-         1 bj besar/2 bj kecil (170 g)
-         1 ptg besar/2 ptg kecil (150 g)
-         6 bh besar (60 g)
-         1,5 sdg
-         3 buah
Produk susu
-         Susu skim
-         Yoghurt – buah
-         Yoghurt – natural

-         12 sdm
-         400 g
-         800 g

Sayuran
-         Jagung
-         Kentang
-         Bayam
-         Daun singkong

-         4 tongkol
-         2,5 sdg/3 kecil (260 g)
-         5 gelas (500 g)
-         5 gelas (500 g)
Buah
-         Pisang
-         Mangga
-         Nenas
-         Pepaya
-         Kismis

-         2 bh sdg/4 bh kecil
-         3 bh sdg (360 g)
-         1 bh sdg (360 g)
-         4 ptg besar (500 g)
-         4,5 sdm
Minuman, snack dan lain – lain
-         Madu
-         Jam
-         Jus jeruk
-         Softdrink
-         Getuk singkong
-         Getuk pisang
-         Bika ambon
-         Dodol
-         Koya mirasa
-         Yangko

-         2 sdm
-         3 sdm
-         600 ml (2-3 gls)
-         450 ml
-         100 g
-         125 g
-         100 g
-         75 g
-         75 g
-         100 g

3.6.3    Lemak
Lemak, mendengar kata ini mungkin yang teringat adalah kegemukan, kolesterol ataupun hal-hal negatif lain yang di sebabkan oleh kebanyakan memakan makanan yang berlemak atau juga berminyak.
Kelebihan lemak tubuh, terutama bagi atlet sangat tidak diharapkan karena akan berpengaruh kepada kecepatan, power dan juga performa olahraga.
Diluar reputasinya yang dikenal ‘buruk’, lemak bersama dengan karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan juga air merupakan jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh karena mempunyai fungsi yang penting diantaranya untuk :
-     mengangkut & membantu penyerapan vitamin larut lemak A, D, E dan K,
-     membentuk jaringan sel-sel tubuh.
-     melindungi organ-organ tubuh seperti hati atau juga ginjal
-     menyediakan energi untuk tubuh ( 1 gram lemak ~ 9 kkal energi)
Untuk Atlet atau penggiat olahraga di perlukan asupan lemak sebesar 20 -25 % dari total kebutuhan energi melalui konsumsi lemak. (International Conference on Foods, Nutrition & Sports Performance, 1991 )
Tabel 7. Kebutuhan Lemak Pada Olah Raga Pencak Silat
Kelompok Umur
Berat Badan
40
45
50
55
60
  3 – 10
10 -18
18 – 30
> 30
223
283.4
373.72
372,2
225.08
285.4
295.72
374.24
227.08
287.4
295.72
376.24
229.08
289.4
299.72
378.24
223
291.4
301.72
380.24

Ø      Sumber Lemak
Berdasarkan dari perbedaan struktur kimianya, lemak terkategorikan menjadi dua jenis yaitu lemak jenuh (saturated fats) dan lemak tak jenuh (unsaturated fats).
Lemak jenuh(saturated fats) biasanya dikenal sebagai lemak yang kurang sehat karena jumlah konsumsinya secara berlebih menjadi penyebab peningkatan kolesterol dan penyakit jantung. Oleh karenanya jumlah konsumsi jenis lemak ini disarankan untuk dibatasi atau diharapkan tidak melebihi 10% dari total kebutuhan kalori untuk menjaga kesehatan tubuh.
Sedangkan jenis lemak lainnya yaitu tak jenuh atau unsaturated fats dikategorikan sebagai lemak yang sehat karena mempunyai berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh




Ø      Macam – macam Sumber Lemak
Sumber Lemak Sehat
( tak Jenuh )
Sumber Lemak kurang Sehat
( jenuh )
1.      Daging ikan (ikan sarden, ikan salmon, ikan sarden, ikan tuna, ikan trout),
2.      Minyak Bunga matahari
3.      kacang-kacangan,
4.      kacang kedelai
5.      bayam dan
6.      alpukat.
1.      lemak daging





2.      mentega


3.      margarin

4.      minyak Kelapa

3.6.4    Vitamin dan Mineral
Vitamin merupakan bagian dari enzim-enzim atau koenzim yang sangat vital bagi metabolisme hidrat arang dan lemak. Ada dua macam vitamin :
a.       Vitamin yang larut dalam air
b.      Vitamin yang larut dalam lemak
Yang larut dalam air tidak dapat ditimbun dalam tubuh, jadi harus selalu ada vitamin golongan ini dalam makanan kita yaitu vitamin C dan golongan vitamin B, Yang dapat di peroleh misalnya dari jeruk. Yang larut dalam lemak A, D, E, K dapat ditimbun dalam tubuh yaitu dalam hati dan jaringan lemak. Karena itu tidak perlu setiap hari ada vitamin didalam makanan kita, terlalu banyak vitamin golongan yang larut dalam lemak akan menyebabkan gangguan.
Mineral sangat penting untuk fungsi tubuh, apabila makanannya cukup bervariasi maka sudah cukup mineral yang masuk dalam tubuh. Jodium biasannya ada dalam garam berjodium, kalsium banyak didapat dalam susu, buah-buahan dan sayur. Zat besi terdapat dalam sayuran berwarna hijau, memang menjadi kebiasaan para atlet untuk minum pil vitamin kira-kira 85% dari atlet yang mengikuti Olimpiade minum pil vitamin

3.7       Masalah Pada Atlet Pencak Silat
Masalah yang sering timbul dalam Olahraga Pencak Silat yaitu Kurang Berat badan atau kelebihan berad badan. Kedua faktor ini bisa menyebabkan atlet tidak bisa mengikuti pertandingan, di karenakan kurangnya berat badan atau lebih nya berat dari ketentuan pertandingan.
Untuk menghindari hal ini perlunya menyusun menu dietnya agar tetap mencukupi kebutuhan metabolisme sehari-harinya, namun tidak menyebabkan penumpukan makanan berlebih dalam tubuh. Begitu juga sebaliknya bagi mereka yang kekurangan gizi.
caranya mengatur menu diet, hitung dulu kebutuhan kalori Atlet. Untuk menghitung kebutuhan kalori basal/KKB (kalori yang Atlet butuhkan untuk kegiatan sehari-hari) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Kelompok Umur
MB Kal / hari
Laki - Laki
Perempuan
  3 – 10
10 -18
18 – 30
> 30
22,7 + BB + 495
17,5 + BB + 651
15.3 + BB + 679
11.6 + BB + 879
22.5 + BB + 499
12.2 + BB + 746
14.7 + BB + 496
8.7   + BB + 829

Dengan perhitungan KKB seperti cara di atas, maka baik kelebihan maupun kekurangan berat badan dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan kalorinya untuk berat badan yang ideal.



3.7.1    Menyusun Menu Diet Atlet
Setelah mengetahui kebutuhan kalori, Anda dapat memulai menyusun menu diet Anda sesuai proporsi zat-zat makanan yang seimbang, yaitu :
•     Karbohidrat 60-75%
•     Protein 10-15%
•     Lemak 10-25%
Kalau Anda sudah menghitung jumlah kalori ideal untuk Anda, Anda dapat menghitung jumlah masing-masing kalori untuk karbohidrat, protein, dan lemak berdasarkan persentase di atas.
Kemudian, jumlah kalori yang Anda dapatkan per jenis zat dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis makanan. Misalnya, untuk karbohidrat dapat diperoleh dengan mengkonsumsi nasi, kentang, makaroni, ataupun roti.
Yang menyenangkan, setiap jenis makanan tersebut dapat diganti menjadi makanan lain dengan satuan penukar, sehingga Anda tidak bosan memakan jenis makanan yang itu-itu saja. Bahan makanan pada tiap golongan bernilai gizi hamper sama, oleh karena itu satu sama lain dapat salong menukar dan disebut satuan penukar.
Berikut adalah contoh beberapa daftar satuan penukar yang digunakan.
GOLONGAN I
Sumber Karbohidrat
1 satuan penukar = 175 kalori, 4 g protein, 40 g karbohidrat.
Bahan Makanan Ukuran Rumah Tangga Berat (g)
Nasi 1 gelas 200
Roti putih 3 potong kecil 70
Singkong 1 potong 120
Kentang 2 buah sedang 210
Makaroni ½ gelas 50
GOLONGAN II
Sumber Protein Hewani
1. Rendah Lemak
1 satuan penukar = 50 kalori, 7 g protein, 2 g lemak.
Bahan Makanan Ukuran Rumah Tangga Berat (g)
Ikan 1 potong sedang 40
Ayam tanpa kulit 1 potong sedang 40
Udang segar 5 ekor sedang 35
2. Lemak Sedang
1 satuan penukar = 75 kalori, 7 g protein, 5 g lemak.
Bahan Makanan Ukuran Rumah Tangga Berat (g)
Bakso 10 biji sedang 170
Daging kambing 1 potong sedang 40
Daging sapi 1 potong sedang 35
Telur ayam 1 butir 55
3. Tinggi Lemak
1 satuan penukar = 150 kalori, 7 g protein, 3 g lemak.
Bahan Makanan Ukuran Rumah Tangga Berat (g)
Ayam dengan kulit 1 potong sedang 55
Bebek 1 potong sedang 45
Sosis ½ potong sedang 50
Daging babi 1 potong sedang 50
Kuning telur ayam 4 butir 45
GOLONGAN III
Sumber Protein Nabati
1 satuan penukar = 75 kalori, 5 g protein, 3 g lemak, 7 g karbohidrat.
Bahan Makanan Ukuran Rumah Tangga Berat (g)
Kacang hijau 2 sendok makan 20
Kacang kedelai 2 ½ sendok makan 25
Tahu 1 biji besar 110
Tempe 2 potong sedang 50
Kacang tanah 2 sendok makan 15
3.8       Kebutuhan Gizi Atlet Saat Latihan ( Training )
Kebutuhan gizi atlet perlu diperhatikan mengingat kebutuhan energi tubuhnya lebih tinggi dibandingkan non atlet. Kebutuhan gizi yang memadai dibutuhkan tidak hanya pada saat bertanding tetapi juga pada waktu latihan. Tidak ada yang khusus dalam asupan makanan atau diet saat latihan namun ada beberapa hal yang perlu diawasi, yaitu: Makanan sebaiknya bervariasi, jumlah lemak dan karbohidrat dalam makanan disesuaikan dengan kebutuhan atlet. Selain itu perlu diperhatikan asupan serat yang membantu kelancaran sistem pencernaan dan minum air yang cukup agar tidak timbul keluhan yang tidak diinginkan terutama bila latihan di lingkungan panas. Untuk mengetahui ketepatan jumlah asupan makanan sebaiknya dilakukan penghitungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dan pengukuran persentase lemak tubuh atlet secara berkala.

3.9       Kebutuhan Gizi Saat Atlet Bertanding
Setiap altet biasanya memperisapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi suatu pertandingan, termasuk mempersiapkan asupan makanan yang harus dikonsumsinya pada saat bertanding agar kebutuhan gizi tubuh terpenuhi. Kelelahan yang timbul saat bertanding umumnya tergantung dari jenis dan durasi olahraga, namun faktor lingkungan perlu pula dipertimbangkan. Kelelahan pada saat bertanding dapat disebabkan oleh diplesi cadangan karbohidrat akibat kadar glukosa darah rendah, dehidrasi dan akibat gangguan keseimbangan natrium darah. Untuk menghindari adanya gangguan pada kinerja altet, sebelum pertandingan perlu dipersiapkan beberapa hal, yaitu:
1.   Pastikan cadangan glikogen tubuh penuh baik di hati maupun di otot.
2.   Cairan tubuh cukup
3.   Hindari gangguan atau cegah timbulnya masalah pada saluran pencernaan
4.   Perhatikan makanan sebelum pertandingan (pre-event meal)
5.   Minum dan makan saat bertanding, namun tidak boleh mengganggu pengosongan lambung

3.10     Pemulihan Kebutuhan Gizi Atlet Saat Setelah Bertanding
Altet dari beberapa cabang olahraga pencak silat dapat bertanding lebih dari satu kali dalam sehari. Agar kinerja altet tetap optimal pada saat pertandingan, dapat dilakukan berbagai cara antara lain pemijatan, tidur dan dari aspek gizi perlu dilakukan:
1.   Penggantian cairan atau elektrolit yang hilang melalui keringat
2.   Mengganti cadangan glikogen yang habis digunakan selama olahraga
3.   Memberikan suplemen yang diperlukan untuk pemulihan dan penggantian sel-sel yang rusak





BAB IV
PENUTUP
4.1       Kesimpulan
Gizi pada altet , seyogyanya tetap mengikuti anjuran yang baku sesuai umur, jenis kelamin, berat dan lamanya aktivitas fisik yang dilakukan. Namun pada pemberian makanan, tetap perlu diperhatikan fungsi masing-masing bahan makanan bagi jenis olahraga altet , apakah jenis olahraganya endurans atau latihan beban dan apakah untuk aktivitas fisik yang berat atau lama dan berkepanjangan. Pemberian suplemen tidak perlu dilakukan pada altet yang dapat mengkonsumsi makanan seimbang. Kondisi hidrasi altet merupakan hal yang tidak boleh diabaikan, sebab bila terjadi kekurangan cairan tubuh maka akan sangat mengganggu kinerja altet Ahli gizi dan pelatih perlu menitikberatkan perhatian pada pemberian nutrisi yang tepat selama masa latihan, saat kompetisi dan pada waktu pemulihan.