Rabu, 28 November 2012

Makalah Biomekanika Olahraga "Analisis Lempar Cakram"



PEMBAHASAN
ANALISIS LEMPAR CAKRAM
I.              KARAKTERISTIK LEMPAR CAKRAM
Cabang olahraga atletik adalah ibu dari sebagian besar cabang olahraga (mother of sport), alasan-alasan atlitik dikatakan dasar olahraga karena cabang olahraga atletik lebih dulu hadir atau yang paling tertua sehingga atletik tumbuh dan berkembang seiring dengan gerak alami manusi. Unsur dari atletik ada 4 yaitu; jala, lari, lompat dan lempar, orang amerika mengatakan atletik adalha treek(lintasan) yaitu lari dan jalan serta field (lapangan) yaitu lompat dan lemoar,  Salah satu cabang olahraga atletik lapangan adalah lempar cakram yang merupakan bagian dari pancalomba (pentathlon). Ada beberapa teknik untuk melakukan lempar cakram. Untuk itu, agar kita tahu teknik-teknik dan aturan dalam lempar cakram maka guru, pelatih dan atlit itu sendiri harus mengetahui teknik dan aturannya.
Lempar cakram adalah salah satu cabang atletik pada nomor lempar. Pada Sejarah sejak tahun 708 SM, lempar cakram merupakan bagian dari pancalomba (pentathlon). Pada permulaannya, cakram terbuat dari batu terupam halus, kemudian dari perunggu yang dicor dan ditempa. Cara melakukan lemparan yang pada mulanya menirukan gaya nelayan yang melempar jaring berulang-ulang. Kemudian, ditemukan lemparan dengan sikap badan menyiku secara khusus dengan badan agak bersandar ke depan, Cakram yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan.
Teknik dasar lempar cakram terdiri dari :
1.      Cara memegang cakram
2.      Cara Melakukan Awalan
3.      Ayunan Lengan Saat Melempar
4.      Gerakan Akhir Setelah Melempar (Lepasnya Cakram)

II.           PERTALIAN ANTARA TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM DENGAN KEMAMPUAN FISIK

1.      Cara memegang cakram
Cara memegang cakram tergantung dari lebarnya tangan dan panjangnya jari-jari serta kekuatan otot jari-jari dan ketahanan otot jari-jari didalam memegang Cakram.
2.      Melakukan Awalan
Awalan dalam lempar cakram dilakukan dalam bentuk gerakan berputar dipengaruhi kelentukan pinggang, kekuatan otot lengan dan ketahan otot tungkai dalam mengidentifikasi gerakan berputar.
Putaran awalan ini harus dilakukan dengan baik karena akan menentukan hasil lemparan yang maksimum
.
3.      Ayunan Lengan Saat Melempar
Dengan tanpa berhenti sedikitpun dari posisi siap lempar ini dilanjutkan dengan gerakan melempar cakram dengan mempengaruhi kekuatan otot lengan, pinggul, bahu, dan tungkai serta menjaga keseimbangan badan dan ketahanan otot seluruh  tubuh pada saat berputar dan melepaskan cakram.
4.      Gerakan Akhir Setelah Melempar (Lepasnya Cakram)
Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar badan yang condong ke muka tidak terlanjur terdorong keluar lingkaran mepengaruhi keseimbangan badan terjaga. Kaki kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram  Pemindahan kaki kanan dari belakang ke muka ini karena dilakukan dengan tolakan yang kuat dan pengerahan tenaga yang maksimal disertai dengan bantuan kaki kiri juga yang menolak dengan mempengaruhui kekeuatan otot paha, dan tungkai serta keseimbangan badan, terjadi saat melayang sehingga merupakan suatu lompatan dan tidak keluar dari lingkaran.

III.        TINJAUAN ANATOMI LEMPAR CAKRAM
Pegang degan buku ujung jari-jari tangan, ibu jari memegang samping cakram, kemudian pergelangan tangan ditekuk sedikit ke dalam Mengayunkan cakram Ayunkan cakram dengan ring ke depan dan ke belakang di samping tubuh, pada saat mengayunkan cakram, tangan yang memegang cakram direntangkan sampai lurus erat kaitaya dengan kualitas otot dan persendi tangan, pinggul.  Bila otot berkontraksi ini merupakan sumber kekuatan menahan beban berat yang di akibatkan oleh cakram yang di pegang, gerakan lengan akan menghasilkan tenaga gerak, tenaga tersebut untuk melemparkan cakram sejauh mungkin dan di bantu dengan rotasi (putaran) lengan dan badan.
Dalam melempar cakram ada objek yang yang dipegang yaitu cakram yang ingin dilemparkan, keterampilan lempar merupakan gabungan sejumlah gerakan bagian anggota badan dengan gerak Circumduksio yaitu ekstensi, fleksi, aduksi- abduksi dan Torsio (Rotasi). Gerkan ini terjadi karen adanya sumbu gerak yaitu, persendian dan tenaga penggerak yaitu otot yang mnghasilkan tenaga gerak yaitu otot penggerak utama dan pembantu. Setiap otot, sendi yang bergerak di bagian anggota badan merupakan hasil kerja otot dan sistem penggerak tulang.
Lempar cakram: gerak berputar maksimal dan dimana Otot merupakan komponen gerak utama dan gerak seluruh badan merupakan hasil kontraksi otot. Gerak lempar cakram  dengan mengayuh, berputar dan melempar cakram dimana sumbu longitudinal utamanya pada persendian bahu dan dibantu dengan persendian pinggul atau sendi peluru.
Pada sendi ini kedua berbentuk lekuk dan bengkol. Sendi bahu dikalsifikasikan sebagai persendian berporos tiga arah (triaxial), sehingga lengan dapat melakukan gerakan Circumduksio yaitu ekstensi, fleksi, aduksi- abduksi dan Torsio (Rotasi : exorotatie dan endrotatie) skapula : protaksi dan retrotraksi. Dengan pegungkit gerakan ekstensi pengungkit III (S G B) dan Gerakan Flexie Pengungkit I (G S B).
Gerakan lempar cakram adalah gerakan yang cukup sulit, karena bentuk alatnya yang bulat dan pipih, bentuk gerak yang mempengaruhi kelentukan pinggang dengan memutar badan dan mengayun lengan, serta tingkat ketepatan saat melepas alat yang cukup sulit karena adanya gaya sentrifugal.
Gerakan lempar cakram memiliki otot yang bekerja antara lain sebagai berikut :
a.      Gerakan Awalan:
1.Tangan
Otot
a.Musculus Pectoralis Major (otot dada )
b. Musculus Deltoid (otot bahu)
c. Musculus Biceps Brachii (otot lengan atas bagian depan)
d. M. Latissimus dorsi (otot yang berada antara otot bahu dengan otot putih fescia thoracolumbalis)

2.Kaki
Otot
a.M. Quadriceps Femoris (otot paha depan nama lain dari M. V. Intermedius)
M. Rectus Femoris (otot paha yang melapisi tulang paha)
M. Vastus Medialis ( otot paha pada bagian dalam)
M. Vastus Lateralis (otot paha pada bagian luar)
M. Vastus Intermedius (otot paha bagian depan)
b.M. Pectineus (otot paha bagaian dalam yang terdapat pada sela otot yang melekat pada tulang
c.M. Adductor longus (otot paha dalam yang terdapat pada sela otot luar)
b.      Gerakan Inti:
1. Tangan (Ekstremitas Atas)
Otot
a. Musculus Deltoideus (Tangan Kiri)
b. Musculus Biceps Brachii (Tangan Kanan)

1. Kaki (Ekstremitas Bawah)
Otot
a. M. Quadriceps Femoris
M. rectus femoris
M. vastus medialis
M. vastus lateralis
M. vastus intermedius
b. M. Pectineus
c. M. Adductor longus

c.       Gerakan Akhir:
1. Tangan
Otot
a. Musculus Deltoideus (Tangan Kiri)
b. Musculus Biceps Brachii (Tangan Kanan)

2. Kaki
Otot
a. M. Quadriceps Femoris
M. rectus femoris
M. vastus medialis
M. vastus lateralis
M. vastus intermedius
b. M. Pectineus
c. M. Adductor longus


Untuk mendapatkan lemparan yang jauh maka dibutuhkan bantuan gerakan fleksi togok kesamping. otot-otot pada persendian bahu pada sistem tuas lengan akan menghasilkan tenaga untuk menggerakkan arah lemparan cakram pada koordinasi mata, lengan dan tungkai pada saat berputar.
Gerakan lempar cakram merupakan gerakan sistem tuas yang ditandai dengan adanya sumbu gerak di persendian bahu serta beban yang dilepaskan adalah cakram. Gaya yang menggerakkan tuas berasal dari kontraksi otot-otot penggerak tuas yaitu otot disekitar bahu dan lengan atas.
IV.        SISTEM ENERGI LEMPAR CAKRAM
Dianggap sebagai subjek penting energi studi isu penting dalam olahraga, energi vital dalam tubuh manusia adalah sumber kinerja atletik dari berbagai jenis, dan dapat terjadi defibrilasi bertanggung jawab untuk gerakan atau pemasangan posisi tubuh tanpa produksi energi dalam awalan lempar cakram, bukan energi yang dibutuhkan untuk setiap kontraksi otot atau per kinerja atlet dengan atau seragam cara yang sama, energi yang dibutuhkan untuk kontraksi otot yang cepat berbeda dari energi yang dibutuhkan untuk kontraksi otot terus untuk waktu yang lama, dimana tubuh mencakup sistem yang berbeda dari produksi cepat energi atau lambat tergantung pada kebutuhan energi otot dan sifat kinerja atletik, maka kontraksi otot perlu sat kimia yaitu Adenosin Tri Phosphat (ATP). ATP diperoleh dari pemecahan bahan makan yang berada didalam otot yang berguna untuk kontraksi otot dalam suatu kegiatan fisik. ATP dirangsang oleh enzim acetylcoline yang dikeluarkan oleh ujung syaraf penggerak terurai menjadi adenosin difosfat atau ADP sambil menghasilkan energi yang siap pakai untuk kontraksi otot dalam melaksanakan kegiatan fisik.
Oleh karena itu, pelatihan sistem, produksi energi dan meningkatkan efisiensi mereka berarati meningkatkan efisiensi tubuh dalam produksi energi, yaitu, meningkatkan efisiensi tubuh dalam kinerja lempar cakram. Untuk menjaga kesinambungan kerja otot ATP harus dibentuk kembali dengan menggunakan sumber energi lain. Pembentukan kembali (merensintensi) ATP dapat dilakukan melalui tiga sistem energi. ketiga sistem energi tersebut adalah sistem ATP-PC, sistem asam laktat dan sistem oksigen.
Sistem ATP-PC atau sistem phospogen dan sistem asam laktat membentuk kembali ATP tanpa menggunakan Oksigen yang dikenal dengan sistem an-aerobik sedangkan sistem oksigen yaitu membentuk kembali ATP dengan bantuan oksigen dikenal dengan dengan sistem aerobik.
Dalam metabolik untuk makanan dan pergerakan ion berbagai molekul sehingga dapat melaksanakan gerakan lempar cakram dengan kekuatan lengan, juga memerlukan kontraksi otot dalam kasus berat pengangkat ke yang sederhana power supply dimobilisasi, dan mencatat bahwa energi yang digunakan untuk lempar cakram proses ini dalam ATP an-aerobik dan aerobik dimana gerakan mengayun lengan diulang untuk jangka waktu yang lama meka kebutuhan energinya dibentuk melalui proses aerobik dan dalam proses aerobik diperlukan oksigen dan glikogen.
Pada aktifitas lempar cakram khususnya pada saat mengayun kemudian memutar tubuh berlangsung cepat memerlukan daya ledak (power) yang waktu kegiatanya kurang dari 3 menit, maka energi yang digunakan bersal dari sistem an-aerobik dan pada saat berputar dan melepaskan cakram membutuhkan energi an-aerobik pula.
Untuk memperbaiki keterampilan lempar cakram maka otot-otot yang bekerja memerlukan energi yang diperoleh dari ATP-PC, lakta, glikogen dan oksigen yang menandai aktivitas kegiatan yang berlangsung terus menerus akan menghabiskan zat-zat sumber energi yang ada didalam otot yang sedang bekerja hal ini ditandai dengan adanya denyut jantung dan volum kuncupnya akan lebih besar. dalam pelaksanaan lempar cakram sebuah molekul ATP disimpan daya baterai jika tidak kebutuhan atlit, dan bekerja pada pasokan dalam hal kebutuhan proses kontraksi otot pada saaat lempar cakram, dan sudah dapat melihat ATP baterai terisi penuh.
Struktur ATP
Mengandung molekul ATP komponen adenosin trifosfat:
1.      ribosa (lima-karbon gula yang merupakan dasar dari DNA-DNA).
2.      adenin (dasar: hubungan antara atom karbon dan nitrogen).
3.      tiga molekul fosfat.
Ribosa molekul gula terletak di pusat dari molekul ATP dan diatur sisi adenin dasar dan benang tumbuh tiga molekul fosfat di sisi lain dari molekul ribosa, dan ATP jenuh serat tipis panjang mengandung protein yang disebut Mallosin yang merupakan dasar dari sel dan serat otot. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan keterampilan fibril kedutan cepat, dengan meningkatkan kemampuan an-aerobik.
V.           PROSES RANGKAIAN GERAK TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM

1.        Cara Memegang Cakram
Cara memegang cakram tergantung dari lebarnya tangan dan panjangnya jari-jari. Beberapa cara memegang cakram yang banyak digunakan antara lain:
a.    Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama dari jari-jarinya. Jari-jari sedikit renggang dengan jarak yang sama antara jari satu dengan lainnya. Cakram melekat pada telapak tangan tepat pada titik berat cakram atau sedikit di belakangnya. Makin panjang jari-jarinya, makin mudah memegang cakram dan cakram dapat dipegang erat-erat.
b.    Cara lain bagi yang memiliki tangan yang lebar adalah sebagai berikut: jari tengah dan jari telunjuk berhimpit dan jari-jari lainnya agak renggang. Jika pada cara yang pertama pengerahan tekanan pada jari-jari yang terbagi sama, pada cara kedua ini tekanan diutamakan pada jari-jari yang berhimpitan tadi. Tekanan pada jari-jari ini yang mengatur putaran cakram sewaktu lepas dari tangan.
c.    Bagi yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram dilakukan sebagai berikut: posisi jari-jari sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi cakram lebih ke ujung jari-jari. Dengan sendirinya pegangan pada cakram tidak terlalu erat. Telapak tangan berarti berada di tengah-tengah cakram.

2.        Cara Melakukan Awalan
persiapan - berdiri dgn kedua kaki dibuka lebar - pegang cakram dgn tangan kanan.ayunkan sampai di atas bahu sambil memutar badan ke kiri,kemudian ke kanan secara berulang2.saat cakram diayun ke kiri, Bantu tangan kiri dgn cara menyangganya. Awalan dalam lempar cakram dilakukan dalam bentuk gerakan berputar. Banyaknya perputaran tersebut dibedakan menjadi 
Putaran awalan ini harus dilakukan dengan baik karena akan menentukan hasil lemparan yang maksimum. Cara melakukan awalan lempar cakram adalah sebagai berikut:
a.   Mengambil posisi yang baik, berdiri menyamping arah lemparan. Kaki direnggangkan selebar badan, sedikit ditekuk dan kendor. Berat badan bertumpu pada kedua kaki.
b.  Pusatkan perhatian untuk melakukan awalan agar mantap, kemudian cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini diulang-ulang 2-3 kali dilanjutkan dengan awalan berputar. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
1)      Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan belakang diikuti oleh gerakan memilin badan ke kanan, lengan kiri juga mengikuti gerakan ke kanan, sedikit ditekuk ke muka dada, kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan sebagian besar berada pada kaki kanan, kaki kiri mengikuti gerakan dengan tumit agak terangkat.
2)      Kemudian, cakram diayun ke samping kiri diikuti oleh badan dipilin ke kiri dengan tangan kiri dibawa ke kiri juga, berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan kendor dan tumit sedikit terangkat.
3)      Selanjutnya, gerakan ayunan cakram ke samping kanan belakang diulangi lagi seperti latihan di atas.
3.        Ayunan Lengan Saat Melempar
ayunkan cakram ke depan lalu ke belakang - pada saat cakram di belakang, putar badan dan ayunkan cakram ke samping-depan-atas (membentuk sudut 40, lepaskan cakram pada saat berada di depan muka.
Dengan tanpa berhenti sedikitpun dari posisi siap lempar ini dilanjutkan dengan gerakan melempar cakram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
a.       Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas, selanjutnya badan yang semula condong ke belakang dan tepilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.
b.      Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap lemparan penuh (siap lempar) dengan waktu yang tepat cakram dilemparkan kearah depan atas.
c.       Lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 90o. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di muka bahu.Cakram yang terlepas sebelum melewati bahu akan menjadi lemparan yang gagal sebab, kecuali lemparannya tidak akan jauh, juga tidak masuk daerah lemparan. Sebaliknya, kalau lepasny agak terlambat, sudah sampai di muka badan, hasil lemparannya tidak akan memuaskan dan akan keluar daerah lemparan.
d.      Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pandangan mengikuti jalannya cakram.
4.        Gerakan Akhir Setelah Melempar (Lepasnya Cakram)
Bantu lemparan dgn kaki kanan agar tercipta suatu tolakan kuat pada tanah sehingga b adan melonjak ke depan-atas - langkahkan kaki kanan ke depan untuk menumpu, sedangkan kaki kiri diangkat rileks untuk menjaga keseimbangan badan. Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar badan yang condong ke muka tidak terlanjur terdorong keluar lingkaran. Kaki kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.
Pemindahan kaki kanan dari belakang ke muka ini karena dilakukan dengan tolakan yang kuat dan pengerahan tenaga yang maksimal disertai dengan bantuan kaki kiri juga yang menolak, terjadi saat melayang sehingga merupakan suatu lompatan. Setelah lemparan dilakukan dan dinyatakan bahwa jatuhnya cakram sah, dari sikap berdiri pelempar keluar dari lingkungan melalui belahan bagian belakang, tidak dengan lari atau melompat.

biomekanika olahraga


LAPORAN HASIL ANALISIS GERAK
TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN
CABANG OLAHRAGA ATLETIK





PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


BAB I
Latar Belakang
Lempar adalah salah satu bagian yang terdapat dalam olahraga atletik yang selalu diperlombakan. Baik dalam penyelenggaraan pesta-pesta olahraga yang bersifat nasional, internasional maupun dalam kejuaraan atletik itu sendiri.
Dalam cabang olahraga atletik, istilah yang digunakan untuk setiap cabang olahraga disebut "nomor". Seperti nomor jalan dan lari, lompat dan lempar.
Nomor lempar merupakan salahsatu nomor yang telah diperlombakan sejak berlangsungnya olimpiade kuno di yunani. Kira-kira 779 sebelum masehi yaitu untuk nomor lempar cakram dan lempar lembing.
Lempar atau melempar adalah merupakan salahsatu dari aktifitas pengembangan kemampuan gaya gerakan. Yaitu untuk melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota geraknya secara lebih terampil ( manipulasi ) atau saring juga dikatakan dengan ketrampilan manipulatif.
Untuk dapat melakukan suatu lemparan yang diinginkan, untuk meningkatkan prestasi optimal, si pelempar dan pelatih terlebih dahulu harus memahamu dan menguasai unsur-unsur pokok ( basic fundamentalis )nya untuk nomor lempar tersebut. Yang dimaksud dengan unsur-unsur pokok adalah :
² Harus dapat membangun body momentum yang sebenarnya.
² Harus dapat mengembangkan momentum-momentum tersebut dengan tenaga badan yang sebesar-besarnya melalui suatu jarak waktu maksimum pada lintasan titik berat badan yang seproduktif mungkin.
Karena kecepatan suatu alat yang dilemparkan atau ditolakan ditentukan oleh jarak antara titik permulaan dan titik pelepasan dari alat yang dilemparkan atau ditolakan tersebut sejauh-jauhnya dengan waktu yang sesingkat-singkatnya ( Hukun Newton II )
Nomor lempar dibagi menjadi 4 yaitu :
o Tolak peluru ( shot put )
o Lempar lembing ( javelin throw )
o Lempar cakram ( discus throw )
o Lontar martil ( hammer throw )
Tolak peluru berawal dari upaya manusia mengisi waktu senggang dengan melempar batu, kayu atau apapun yang bias dilemparkan maka lahirlah permainan tolak peluru, bahkan dahulu banyak tentara yang mengisi waktu senggang mereka bertolak peluru dengan peluru meriam, jauh sebelumnya orang-orang Kelt dan Skot bertolak peluru dengan batu dan batang pohon.
Sejak 1857 ditetapkan beberapa peraturan tentang tolak peluru mulai dari cara melakukan, berat peluru, dan cari penilaian. Rekor-rekor dunia tolak peluru pada awalnya merupakan hasil tenaga alamiah tanpa banyak sentuhan tehnik lainnya organisasi atletik internasional (IAAF) dan ditunjang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi secara ilmiah, perkembangan olahraga tolak peluru rekor dunia semakin pesat, sebuah lemparan yang baik dalam tolak peluru adalah suatu dorongan atau tolakan terhadap sebuah peluru dengan menggunakan satu tangan yang bermula dari pangkal bahu.
A.Rumusan Masalah
o Pertimbangan-pertimbangan teknis ?
o Urutan-urutan dalam gerakan tolak peluru dan peraturan-peraturan apa saja yang harus dipersiapkan untuk peluru
o Hal-hal apa saja yang harus dihindari dan di utamakan dalam tolak peluru ?
o Faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan teknik dalam tolak peluru.
B.Tujuan
Kita bisa mengetahui tentang teknik tolak peluru yang benar serta untuk mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menigkatka prestasi tolak peluru. Berikut beberapa pertimbangan yang perlu diketahui ialah :
o Teknik tolak peluru dari awal sampai akhir.
o Pertimbangan-pertimbangan teknis dalam tolak peluru.
o Kekuatan otot lengan.
o Faktor-faktor yang berpengaruh dalam tolak peluru.
o Peraturan-peraturan dalam tolak peluru.
o Hal yang perlu dihindari dan yang diutamakan.
BAB II
Pembahasan
Kita bisa mengetahui dan mengerti tentang apa-apa yang ada dalam pelaksanaan tolak peluru.
A. Pertimbangan-pertimbangan Teknis
o Peluru didukung oleh 4 jari-jari dengan ibu jari ditaruh disamping dan dipegang dekat dengan leher dengan siku diangkat kesatu sisi.
o Jalur peluru digambarkan sebagai kurfa seperti gambar sebelah.
o Gambar gerak mengilustrasikan gerak akhir dan menunjukkan pula proses gerak rotasi dan gerak mengangkat.
























a. Urut-urutan Gerak Tolak Peluru
Ada 5 teknik tolak peluru yang harus dipahami dan dikuasai dengan baik yaitu :
1. Cara memegang peluru
Peluru dipegang dengan jari-jari tangan dan terletak pada telapaktangan bagian atas.
Caranya adalah sebagai berikut :
o Peluru diletakan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung telapak tangan yang dekat dengan jari tangan. Jari tangan diregangkan atau dibuka, jari manis, jari tengah dan jari penunjuk dipergunakan untuk menahan peluru bagian belakang. Sedangkan jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk menahan peluru bagian samping. Yaitu agar peluru tidak tergelincir kedalam atau keluar.


o Setelah peluru tersebut dapat dipegang dengan baik, kemudian letakan pada bahu dan tempelkan dileher. Siku diangkat kesamping sedikit agak serong kedepan . Pada waktu memegang dan melatakan peluru pada bahu, usahakan agar keadaan seluruh badan dan tangan jangan sampai kaku, tapi harus dalam keadaan lemas ( rileks ). Tangan dan lengan yang lain membantu menjaga keseimbangan.


2. Sikap badan pada waktu akan menolak
Siatlit mengambil posisi awal dengan membelakangkan arah tolakan badan berdiri tegak dengan kaki dibuka lebar ( kangkang ) dengan posisi kaki kiri lurus kedepan dan berat badan ada di atas kaki kanan, pada saat badan diturunkan, tumit kaki penunjang diangkat, kaki belakang juga diangkat sedikit bengkok, kearah belakang atas, kemudian badan dibungkukkan kedepan dan lutut kanan ditekuk lurus kedepan demikian juga ujung kakinya.sedangkan keadaan tangan kanan memegang peluru dan ditempelkan pada bahu dan tangan kiri dengan siku dibengkokkan berada didepan sedikit agak serong keatas lemas. Tangan kiri berfungsi untuk mambantu dan menjaga keseimbangan.


3. Cara menolakan peluru
Kaki kanan sekarang segera diluruskan, memberi dorongan bermula dari sol tumit kaki belakang, sedang kaki kiri menendang ke belakang kuat-kuat terhadap / kea rah balok batas tolakan. Bersamaaan dengan memutar badan dari belakang kearah sampimng kiri atau kearah tolakan, siku ditarik serong keatas kebelakang ( kearah samping kiri ), pinggul, pinggang dan perut didorong kedepan agak keatas hingga dada terbuka menghadap kedepan serong keatas kearah tolakan. Dagu diangkat dan pandangan kearah tolakan. Pada saat seluruh badan menghadap kearah tolakan, secepatnya peluru itu ditolakan sekuat-kuatnya kedepan kearah tolakan ( parabola ). Gerak persendian yang didahului oleh keadaan tidak seimbang (akibat gerak duduk ke belakang) mengawali luncuran (kebelakang) kaki kanan meninggalkan tanah dan cepat ditarik menuju posisi atau sikap di bawah bada di tengah-tengah lingkaran lempar, sedang kaki kiri hampir bersamaan mencapai tanah dekat balok penahan dan sedikit kea rah kiri dari garis arah tolakan, kedua kaki mendarat pada sol masing-masing, tubuh condong kebelakang dan bahu atau pundak menghadap ke belakang (membengkok dan memutar) dan berat badan disangga oleh kaki kanan.


4. Sikap badan setelah menolakan peluru
Sikap bada setelah menolakan peluru sering juga dikatakan dengan istilah gerakan lanjutan ( follow thru / follow through ) atau sikap akhir.yaitu suatu bentuk gerakan setelah peluru ditolakan lepas dari tangan dengan maksud untuk menjaga keseimbangan badan, agar badan tidak jatuh kedepan atau keluar dari lapangan tempat untuk melakukan tolakan. Cara untuk melakukan gerakan dan sikap akhir setelah menolak tersebut antara lain adalah :
a. Setelah peluru yang ditolakan atau yang didorong itu lepas dari tangan, secepatnya kaki yang digunakan untuk menolak itu diturunkan atau mendarat ( kaki kanan ) kira-kira menempati tempat bekas kaki kiri ( kaki depan ) dengan lutut agak dibengkokkan.
b. Kaki kiri ( kaki depan ) diangkat kebelakang lurus dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan.
c. Badan condong kesepan dagu diangkat, badan agak miring kesamping kiri, dan pandangan kearah jatuhnya peluru.
d. Tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada didepan sedikit agak kebawah badan, tangan atau lengan kiri lemas lurus kebelakang untuk membantu manjaga keseimbangan.


5. Cara mengambil awalan atau ancang-ancang
Sikap permulaan :
Berdiri tegak di dalam lingkaran bagian belakang menyamping arah tolakan.
Gerakanya :
Pada waktu akan menolak, untuk mendapatkan kecepatan awal, kaki kiri digerakan kedepan kebelakang beberapa kali ( kedepan lutut dibengkokkan, kebelakang kearah tolakan kaki diluruskan ) kemudian bersamaan dengan menjulurkan kaki sekuat-kuatnya kebelakang ( kearah tolakan ) lurus, kaki kanan diseret kearah tolakan ( mengikuti dan membantu gerakan kaki kiri ). Pada saat kaki kiri kena atau menyentuh balok penahan, secepatnya badan diputar dan lakukan tolakan peluru sekuat-kuatnya kedepan keatas dengan bantuan menggerakan selutuh anggota badan.





B. Peraturan-peraturan yang Dipersiapkan




1. Alat/Peluru
Peluru ini adalah materi yang utuh atau padat, terbuat dari besi, kuningan atau metal yang keras dan di isi dengan timah atau materi lain.
    • Untuk senior putra = 7.257 kg diameter 110 – 130 mm
    • Untuk senior putri = 4 kg diameter 95 – 110 mm
    • Untuk yunior putra = 5 kg
    • Untuk yunior putri = 3 kg
Bentuk peluru harus bulat betul, permukaan halus.
2. Lingkaran Tolak
Diameter dalam lingkaran tolak peluru 2.135 m. bagian luar lingkaran harus dibuat dari metal baja, atau bahan lain, sedang bagian atas lingkaran harus dibuat dari semen, aspal atau bahan yang kokoh tetapi licin. Permukaan harus rata-rata dan harus lebih rendah 20 mm dari permukaan tanah diluar lingkaran. Lingkaran ini dibagi menjadi dua belahan yang dibatasi atau ditandai dengan garis cat yang ditarik lewat titik pusat lingkaran sampai 75 cm di kanan kiri luar lingkaran.
3. Bahan Penahan Tolakan
Ini dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai berbentuk lengkungan. Bagian dalam balok tepat persisi dengan lingkaran tolak sebelah dalam dipasang kuat atau kokoh pada tanah panjang 1.22 m dan lebar 114 mm dan tebal 100 mm.
4. Sektor Tolakan / Lemparan
Sektor ini dibentuk oleh garis yang ditarik dari titik pusat lingkaran melewati tepi balok batas tolakan dan membentuk sudut 400 garis batas sector selebar 5 cm lemparan / tolakan yang syah, peluru harus jatuh pertama di dalam sector lemparan / tolakan tersebut.
5. Peraturan-peraturan
Pelempar atau penolak harus mulai dari sikap berdiri berhenti seimbang di dalam lingkaran tolak (tanpa menginjak garis lingkaran). Dia tidak boleh meninggalkan sebelum peluru mendarat. Dia meninggalkan lingkaran dalam posisi berdiri melalui setengah lingkaran bagian belakang.
Pelempar boleh menyentuh permukaan dalam dari balok batas tolakan tetapi tidak menyentuh bagian atasnya. Peluru harus didorong dari pundak dengan satu tangan saja. Dalam sikap berdiri awal peluru harus dipegang dekat dengan dagu dan tangan tidak boleh lebih rendah dari posisi ini sepanjang tolakan.
Tolakan atau lemparan akan diukur dengan pita baja yang ditarik dari bekas di tanah terdekat dibuat oleh peluru tetapi dalam balok batas tolakan ditarik lurus ketitik pusat lingkaran lempar. Bila ada peserta lebih dari delapan orang masing-masing harus melempar 3 kali giliran dan delapan peserta yang berprestasi terbaik harus melempar 9 kali gali. Bila peserta kurang dari 8 orang, masing-masing harus melempar 6 kali ( giliran ).
Hal yang Harus dihindari dan Diutamakan
a. Hal yang harus dihindari
· Sikap atau posisi awal yang tidak imbang
· Gerakan meluncur yang tidak betul dilakukan dengan lompatan dengan kaki kanan
· Mengangkat tubuh terlalu tinggi dalam gerakan meluncur
· Tidak menarik kaki cukup jauh kebawah badan
· Mendarat dengan kaki kanan menghadap kebelakang
· Gerakan kaki kiri terlalu kearah samping kiri
· Terlalu cepat menegakkan badan
· Mendarat dengan badan menghadap kesamping atau kedepan.
b. Hal yang Harus Diutamakan
· Pelihara kaki kiri selalu rendah
· Lakukan gerakan kaki yang seimbang sempurna, dengan kaki kiri mendorong kebelakang
· Bagian atas badan harus selalu relax sedang bagian bawah selalu bergerak
· Usahakan gerakan yang cepat dan menjangkau jauh dari kaki kanan
· Putarlah kaki kanan ke dalam selama meluncur
· Usahakan pinggang kiri dan bahu menghadap kebelakang sejauh mungkin
· Usahakan lengan kiri dalam posisi tertutup
· Tahanlah kuat-kuat dengan kaki kiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan teknik dalam tolak peluru
Dalam penguasaan teknik tolak peluru terdapat faktor-faktor yang sangat mendukung tercapainya penguasaan teknik dengan baik. Beberapa komponen biomotor dasar yang merupakan unsur-unsur kesegaran yaitu kekuatan, daya ledak, kecepatan, kelentukan, koordinasi dan daya tahan.
1. Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya. Kekuatan dapat dirinci menjadi tiga tipe atau bentuk yaitu :
· Kekuatan maksimum
Kekuatan maksimum adalah daya atau tenaga terbesar yang akan dihasilkan oleh otot yang berkontraksi. Kekuatan maksimum tidak memerlukan betapa cepat suatu gerakan atau berapa lama gerakan itu dapat diteruskan.
· Kekuatan elastis
Kekuatan elastis yaitu kekuatan yang diperlukan sehingga sebuah otot dapat bergerak cepat terhadap suatu tahanan. Kombinasi dari kecepatan kontraksi dan kecepatan gerak kadang disebut sebagai " power atau daya". Kekuatan ini sangat penting bagi even eksplosip dalam lari, lompat dan lempar.
· Daya tahan kekuatan
Daya tahan kekuatan yaitu kemampuan otot untuk terus-menerus menggunakan daya dalam menghadapi meningkatnya kelelahan. Daya tahan kekuatan adalah kombinasi antara kekuatan dan lamanya gerakan.
2. Daya ledak
Daya ledak yaitu kemampuan otot untuk menghasilkan kekuatan semaksimal mungkin pada saat menolakan benda.
3. Kecepatan atau daya lecut
Kecepatan atau daya lecut adalah kemampuan otot untuk melakukan gerakan menghentak pada saat menolakan benda.
4. Kelentukan
Kelentukan adalah kemampuan otot untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang luas. Kelentukan terbatas atau tertahan adalah suatu sebab umum terjadinya teknik yang kurang baik dan prestasi rendah. Kelentukan jelek jugamenghalangi kecepatan dan daya tahan karena otot-otot harus bekerja lebih keras untuk mengatasi tahanan menuju kelangkah yang penjang.
5. Koordinasi
Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan tingkat kasukaran dengan tepat dan dengan efisien dan penuh ketepatan. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik tidak hanya mampu melakukan skil dengan baik tetapi juga dengan tepat dan dapat menyelesaikan suatu tugas latihan.
6. Daya tahan
Daya tahan mengacu pada kemampuan melakukan kerja yang ditentukan intensitasnya dalam waktu tertentu. Faktor utama yang membatasi pada waktu yang sama mengakhiri prestasi adalah kelelahan. Seorang atlet dikatakan memiliki daya tahan apabila tidak mudah lelah atau dapat bergerak dalam keadaan kelelahan.
Psikologi sama pentingnya bagi seorang pelatih untuk membantu individu atau atlet untuk mengembangkan bagaimana mereka memikirkan kecakapan mental mereka, tetapi juga penting untuk mengembangkan kecakapan fisik mereka. Factor psikologi tersebut antara lain :
· Ketangkasan mental
Ketangkasan mental sangat penting bagi pelatih dan atlet. Ketangkasan mental ini bukan hanya satu sarana untuk menghindari bencana ataupun pemulihan kembali dari terapi ketangkasan mental juga.
· Motivasi
Motivasi adalah suatu hal yang membuat sukses yang sebenarnya bagi atlet. Pelatih membantu atlet mengerti apa yang ingin atlet raih, tujuan, dan bagaimana meraihnya.
· Kontrol emosi
Kontrol emosi adalah suatu kemampuan seorang atlet dalam mengendalikan perasaan dalam menghadapi situasi tertentu.
BAB III
PENUTUP
Tolak peluru yaitu cabang olahraga yang banyak dilakukan oleh orang yang dilakukan dengan alat atau peluru yang terbuat dari besi atau kuningan.
Dalam tolak peluru ada hal yang harus dihindari antara lain sikap posisi yang tidak seimbang, terlalu cepat menegakkan badan, hal yang harus diutamakan antara lain pelihara kaki kiri selalu rendah, usahakan tangan kiri dalam posisi tertutup, tahanlah kuat-kuat dengan kaki kiri.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tolak peluru :
· Cara memegang
· Awalan
· Gerakan
· Tolakan
· Sikap badan setelah menolak
Untuk dapat melakukan suatu lemparan yang baik dan benar selain lemparan yang tepat, ia juga harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, kelentukan dan daya tahan yang baik. Ia juga harus memiliki pemahaman dan penguasaan terhadap prosedur gerakan melempar serta konsep tentang tata cara melakukanya.
Di dalam tolak peluru harus melakukan latihan-latihan khusus yaitu dengan menggunakan gerakan-gerakan badan dan membawa barbell serta memperkuat tubuh dan lengan.