Selasa, 19 Februari 2013

Pembelajaran Permainan Bola Basket dengan Menggunakan Model Penemuan Terbimbing

Tujuan Penjasorkes bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan seluruh potensi siswa. Secara lengkap Penjasorkes bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga.

Penjasorkes memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistimatis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar di arahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam proses pembelajaran Penjasorkes guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan olahraga, internalisasi nilai – nilai (sportivitas, jujur,kerjasama, dan lain – lain ) dan pola pembinaan hidup sehat yang dalam pelaksanaannya bukan melalui pengajaran yang konvensional di dalam kelas yang bersifat teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan, didaktik, metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Salah satu bagian dari Mata Pelajaran Penjasorkes adalah permainan dan olahraga, adapun bola basket merupakan salah satu materi termasuk dalam permainan bola besar. Cabang olahraga ini mulai dikenal luas oleh banyak kalangan terutama di kota-kota besar. Oleh sebab itu sudah menjadi tuntutan kepada para gur untuk bias membelajarkan bola basket kepada siswa-siswinya. Tentunya dalam menjalankan tugasnya para guru penjasorkes dituntut untuk kreatif dengan mengaplikasikan segala macam strategi atau model-model pembelajaran demi tercapainya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang sekiranya bisa kita gunakan disini terutama untuk siswa SMA/SMK adalah dengan menggunakan model penemuan Terbimbing.

Ciri-ciri model Penemuan terbimbing

Pembelajaran penemuan terbimbing merupakan salah satu bagian dari pembelajaran penemuan yang banyak melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dilihat dari segi kadar aktivitas interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa dengan siswa, maka penemuan terbimbing merupakan kombinasi antara pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. Ada hubungan yang kuat antara kadar dominasi guru dengan kesiapan mental untuk menginternalisasi konsep-konsep, yaitu usia dan perkembangan mental siswa, dan hubungan antara pengetahuan awal dan konstruksi konsep penjasorkes yang dimiliki siswa dengan kemampuan siswa untuk mengikuti pembelajaran penemuan, baik secara terbimbing maupun secara bebas.

Dalam Pembelajaran dengan penemuan Terbimbing, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Selain itu, dalam pembelajaran penemuan Terbimbing, siswa juga belajar tentang pemecahan masalah secara mandiri dan keterampilan-keterampilan berfikir, karena mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi (Slavin, 1994). Namun dalam proses penemuan ini siswa mendapat bantuan atau bimbingan dari guru agar mereka lebih terarah sehingga baik proses pelaksanaan pembelajaran maupun tujuan yang dicapai terlaksana dengan baik. Bimbingan guru yang dimaksud adalah memberikan bantuan agar siswa dapat memahami tujuan kegiatan yang dilakukan dan berupa arahan tentang prosedur kerja yang perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran (Ratumanan, 2002).

Beberapa keuntungan Pembelajaran penemuan terbimbing yaitu siswa belajar bagaimana belajar (learn how to learn), belajar menghargai diri sendiri, memotivasi diri dan lebih mudah untuk mentransfer, memperkecil atau menghindari menghafal dan siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri (Carin, 1995b: 107). Pembelajaran penemuan terbimbing membuat siswa terbuka akan sains dan teknologi, dan dapat memecahkan masalah, karena mereka benar-benar diberi kesempatan berperan serta di dalam kegiatan sains sesuai dengan perkembangan intelektual mereka dengan bimbingan guru. Penemuan terbimbing yang dilakukan oleh siswa dapat mengarah pada terbentuknya kemampuan untuk melakukan penemuan bebas di kemudian hari (Carin, 1993b).

Tahap-tahap pembelajaran.

Dalam pembelajaran penemuan terbimbing ada beberapa langkah yang umum dilaksanakan diantaranya :

1. Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang diberikan guru.
2. Mengorganisasikan siswa dalam belajar. Guru membantu siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas yang berkaitan dengan masalah serta menyediakan alat.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4. Menyajikan / mempresentasikan hasil kegiatan. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5. Mengevaluasi kegiatan. Guru membantu siswa untuk merefleksi pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan. Sumber: (Ibrahim dan Nur, 2000: 13)

Praktek Pembelajaran

Untuk lebih jelasnya penulis mencoba menjelaskan bagaimana menerapkan model penemuan terbimbing ini dalam pembelajaran permainan bola basket.

Langkah-langkah pembelajarannya

  1. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok bisa terdiri dari 8–10 siswa.
  2. Masing-masing kelompok diberikan suatu instruksi-instruksi tentang hal-hal yang harus dilakukan. Instruksi itu bisa berupa kata-kata atau berupa gambar.
  3. Masing-masing kelompok berdiskusi dan mencoba mempraktekkan istruksi-instruksi tersebut sesuai dengan pemahaman mereka.
  4. Guru memberi keleluasaan bagi setiap kelompok untuk mencoba mempraktekan langkah–langkah dalam instruksi tersebut.
  5. Guru memberikan koreksi, feedback maupun penguatan-penguatan di akhir sesi.

Contoh konkret Pembelajaran Teknik dasar Passing ( dada, pantulan, atas kepala ) dengan menggunakan model penemuan terbimbing. Sebelumnya guru telah memberikan pembelajaran teknik dasar permainan bola basket.

Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok A, B, C dan D.Lalu masing-masing kelompok diiberikan selembar kertas berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam kelompoknya yang tertuang ke dalam sebuah gambar seperti contoh berikut :

C

B

A

Ket :
  1. Arah passing
  2. Arah lari
  3. Lakukan dalam 10 menit.

Guru memberikan waktu kepada siswa kira-kira 2 menit untuk berdiskusi bagaimana menjalankan tugas tersebut. Setelah itu secara bersama sama setiap kelompok mempraktekkan tugas tersebut.. Saat siswa melakukan tugas, Guru hanya melakukan pengamatan dan menganalisa kegiatan tersebut. Koreksi hanya dilakukan saat kegiatan tersebut selesai diiring dengan penguatan-penguatan.

Guru juga bisa mengkombinasikan instruksi-instruksi tugas tersebut dengan menggunakan bahasa Inggris dengan tujuan agar siswa bisa memahami dan sekaligus belajar bahasa inggris seperti contoh berikut ini :

Drill Bola Buaya

Setup
  1. You will need to split the team into groups of 5 with 1 basketball for each group.
  2. Set up 5 players about 10 feet apart, with 4 players creating a square and the 5th player in the middle of the square.
  3. The middle player will start with the ball.

Contoh berikutnya :

Instructions
  1. The middle player should pass to one of the outside players, follow the pass and take the outside player's spot.
  2. The receiving player then makes a pass to one of the two players along the side of the grid.
  3. The passing player again takes the spot of the player he passes too.
  4. The receiving player then passes across the grid to the player in the opposite corner.
  5. The passing player again takes the spot of the player he passes too.
  6. This pattern should continue and players should continue to take the spot of the player in which he passes too. The pattern to follow is diagonal player, side player, diagonal play, etc.
  7. Continue the passing game for 10-15 minutes or until you feel the players have grasped the concepts of good passes.
Instruksi dalam bahasa Indonesia

Pemain 1 mendribble bola ke arah pemain 2 dan melakukan screen untuk pemain 2, dengan cara pivot menggunakan kaki bagian dalam (kaki yang paling dekat dengan ring basket) sebagai tumpuan.
Pemain 2 memanfaatkan screen tersebut dan menerima bola hand off dari pemain 1. Agar lebih optimal, pemain 2 harus melakukan V cut terlebih dahulu sebelum hand off (timing sangat penting).

Tambahan yang perlu diperhatikan dalam urutan pendesainan, guru harus mengikuti beberapa proses kebiasaan yaitu :
  1. Tak pernah mengatakan jawaban.
  2. Selalu menunggu reaksi siswa.
  3. Memberikan umpan balik.
  4. Mempertahankan suasana yang mendukung penyabar.

Demikianlah sekilas tentang model pembelajaran penemuan terbimbing yang diaplikasikan dalam pembelajaran teknik dasar permainan bola basket. Semoga ini menjadi tambahan informasi bagi kalangan insan olahraga terutama untuk para guru penjasorkes. Salam olahraga.

Sumber :
Ratumanan, Tanwey Gerson. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Edisi pertama. Surabaya: Unesa University Press
Ibrahim, M. & Nur, M. (2000). Pembelajaran Berdasarkan Masalah:Surabaya:Unesa-University Press
Muska Mosston , Sara Ashworth, The Spectrum of Teaching Styles: From Command to Discovery, Addison-Wesley Longman Ltd
www.fiba.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar